Cari Blog Ini

Minggu, 29 November 2020

Roti Awan

 


ROTI AWAN

 

Ini tahun krusial. Tahun di mana ilmu cocoklogi benar-benar diaplikasikan di tengah masyarakat. Tahun di mana harga dirimu cuma sebanyak setumpuk sirih-pinang di pasar. Tahun di mana kau akan berhalusinasi bahwa kau hidup di dalam tubuh yang salah. Tahun di mana eksodus adalah sebuah kata yang akan kau alami langsung setelah selesai memasukkan sepotong kertas ke dalam kotak pandora. Tahun di mana ungkapan ini akan selalu kau dengar hingga menjadi biasa: keluargamu adalah musuhmu; patronmu adalah ksatria yang mahakuasa.

Mereka akan datang ke rumahmu dengan senyum sangat menawan yang akan membuatmu  berkesimpulan bahwa merekalah pejuang sejati; pejuang yang baru turun dari surga dengan dua belas bilah pedang malaikat untuk menghalau kebatilan tanpa kompromi, tidak seperti Tuhan dan Abraham yang menghabiskan banyak waktu bernegosiasi tentang upaya menyelamatkan Sodom dan Gomora karena sangat mengasihi kesepuluh orang baik yang ada di sana.

Apa yang tidak mungkin pada tahun ini? Satu-satunya yang tidak mungkin adalah bahwa kau akan hidup aman bersama keluargamu. Persis seperti kata patronmu yang hari ini berorasi di tepi-tepi jalan: "kita melawan kesewenang-wenangan tanpa melihat latar belakang. Lupakan indentitasmu sebagai minoritas. Kobarkan semangat kesetaraanmu sebagai warga negara tanpa kelas. Kebenaran tidak mengenal keluarga" tapi besoknya lagi  mereka berteriak di sudut-sudut kamar dengan cahaya lampu pelita: "kita wajib memilih sesuai latar belakang kita. Kita ini minoritas yang harus menjadi mayoritas. Kita hanya akan maju kalau memilih pemimpin berdasarkan suku dan marga yang sama".

Kita diperbudak oleh jargon, sementara latar depan kehidupan masing-masing sudah pasti akan menjadikannya usang. Kita meninggikan para pesilat lidah itu dengan segala puja-puji semu dari silsilah keluarga yang dibikin-bikin sambil menginjak keluarga yang pantasnya mendapat segala sembah itu. Kita mengorbankan kehangatan keluargasatu-satunya yang kita punyauntuk satu-satunya kebusukan yang dibawa ke dalam rumah: kebencian.

Sesungguhnya kita memilih pemimpin untuk memenangkan keluarga, karena itulah alasan segala upaya yang kita tempuh tanpa lelah.

Sekarang, lihatlah seisi rumahmu lalu katakan kepada tamu yang datang itu: ini roti awan, roti yang dibuat dengan bumbu cinta. Makan saja rotinya, jangan juga piringnya.

» Jeffrey Aryanto »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEGUMUMAN KELULUSAN SISWA  SMA NEGERI MIOMAFFO TENGAH  TAHUN AJARAN 2021/2022 Informasi ini disampaikan kepada seluruh siswa Kelas XII SMAN ...