JADILAH ORANG BAIK
Selalu ada yang berharga dalam hidup ini. Keluarga, pekerjaan,
persahabatan, perhiasan dan sebagainya adalah harta yang selalu menjadi alasan
bagi kita untuk terus mawas diri. Tidak ada orang yang ingin kehilangan sesuatu
yang sangat berarti dalam hidupnya demi alasan apapun, sekalipun kehilangan itu
sendiri adalah sebuah keniscayaan dalam hidup. Meski begitu, kehilangan itu
sendiri selalu menegaskan dua hal: kita tidak ditakdirkan untuk kekal sejak
lahir. Kita adalah perantau, pengembara
yang hanya bisa terus bergerak dari satu gunung ke gunung berikutnya. Setiap
singgahan akan melahirkan kesan dan setiap penolakan akan melahirkan kekuatan
sekaligus kesadaran bahwa kita tidak benar-benar sendiri dalam perjalanan.
Pernahkah kamu menggengam pasir? Itu pelajaran kedua dari kehilangan.
Kita wajib menjaga apa yang dianggap berharga karena itu bagian dari cinta,
tetapi bebaskanlah dirimu dari bahaya kelekatan. Kelekatan itu distorsi.
Kelekatan akan membuatmu eksklusif bagai di padang pasir. Kelekatan melahirkan ambisi,
ambisi melahirkan benci, benci melahirkan dendam, dan dendam menutup semua
pintu untuk cinta, maka lahirlah sebuah circle
tak berujung.
Lalu apakah itu berarti kita membiarkan orang lain boleh mengabil harta
yang patut dijaga? Tidak perlukah kita membalas orang yang ingin merampas
kepunyaan kita? Tidak! Tidak ada tempat untuk balas dendam sebagaimana juga
tidak ada tempat untuk berlaku kejam. Satu-satunya cara untuk menyudahi
semuanya itu adalah menahan diri. Jadilah orang baik yang berusaha melawan
kejahatan tanpa perlu menjadi jahat. Jangan berdiam diri di hadapan kejahatan.
Lawanlah tapi dengan tidak menjadi orang jahat. Kejahatan tidak akan berhenti
dengan sendirinya. Ia butuh tangan-tangan yang baik untuk menghentikannya.
Pertahankanlah apa yang patut dipertahankan, tetapi tetaplah berlaku
baik sebagaimana adanya orang baik.
» Jeffrey Aryanto »
Tidak ada komentar:
Posting Komentar